PERSIAPKAN UNTUK BERQURBAN

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berqurbanlah. (QS. Al-Kautsar [108]: 1-2)

Setelah kita menikmati Idul Fitri dengan penuh suka cita dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat semoga Allah senantiasa memberikan kemuliaan pada diri kita dengan peningkatan kualitas keimanan serta amal shalih kita. Dan semoga kita lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Sebentar lagi kita akan menghadapi Hari Raya Qurban (Idul Adha). Hari raya ini adalah salah satu perintah dan syiar Allah. Mewujudkan apa yang diperintahkan Allah merupakan ciri orang yang bertaqwa. Sebagaimana Allah firmankan :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syiar Allah…Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS. Al-Maidah [5]: 2)

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. Bagi kamu pada binatang-binatang hadyu, itu ada beberapa manfaat, sampai kepada waktu yang ditentukan, kemudian tempat wajib (serta akhir masa) menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq (Baitullah)”. (QS. Al-Haj [22]: 32-33)

Sudah sepatutnya sebagai hamba untuk mensyukuri apa-apa yang telah Allah berikan. Kenikmatan Allah yang tidak bisa kita hitung itu seharusnya kita sikapi dengan penuh ketaatan kepada-Nya.

Setiap kali Allah memerintahkan sudah pasti ada kemanfaatan buat diri kita maupun diluar diri kita (masyarakat). Sebagaimana firman Allah :

“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Haj [22]: 36-37)

Efek dari Idul Adha disamping mewujudkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah, Idul Adha juga memberikan kedekatan kita terhadap sesama manusia, seperti rasa kemanusiaan, kebersamaan dan kerukunan.

Menyembelih hewan qurban bukan semata-mata kita lahab (makan) sendiri, namun tetangga, saudara fakir miskin kita harus diikut sertakan. Seluruh daging qurban harus habis dibagikan, hal ini menunjukkan betapa Allah sangat mengajurkan kepada hambanya untuk berbagi kenikmatan. Sebagaimana Rasulullah saw. perintahkan kepada Ali ra. Dalam salah satu riwayat :

“Ali r.a. berkata, "(Nabi menyerahkan kurban seratus ekor unta lalu) menyuruh saya (mengutus saya). Kemudian saya mengurus qurban-qurban tersebut. Lalu, Rasulullah saw. menyuruh saya agar menyedekahkan pelana dan kulit qurban yang telah disembelih. Dalam riwayat lain: Lalu, beliau menyuruh saya membagi-bagikan dagingnya, lantas saya bagikan. Kemudian menyuruh saya membagi-bagikan pelananya, lalu saya bagikan. Lalu, menyuruh saya membagi-bagikan kulitnya dan saya bagikan. Juga agar saya tidak memberikan sedikitpun sebagai upah penyembelihannya." (HR. Bukhari Kitab Haji No. 837) (Yakni, tidak boleh memberikan daging kurban atau lainnya kepada penyembelihnya sebagai upah, melainkan sebagai hadiah atau sedekah. Karena kalau sebagai upah, dinilai sama dengan menjualnya).

Maka dari itu harta benda yang kita dapat, sepatutnyalah kita infaqkan kepada jalan yang benar. Yang jelas berqurbanlah dengan hasil usaha yang jelas dan halal. Mengapa demikian ? karena berqurban dengan harta yang halal akan diterima oleh Allah, namun apabila berqurban dengan harta yang tidak hala (alias haram) akan ditolak oleh Allah.

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: “Rosulullah saw. pernah bersabda: “Sesungguhnya Alloh itu baik, tidak mau menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rasul, Allah berfirman, “Wahai para Rasul makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal sholih” (QS. Al- Mukminun [23]: 51). Dan Dia berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu” (QS. Al-Baqarah [2]: 172). Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: ”Wahai Robbku, wahai Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan (perutnya) dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin orang seperti ini dikabulkan do’anya.” (HR. Muslim)

Allah Itu Thoyyib Tidak Menerima Kecuali Yang Thoyyib. Thoyyib adalah suci, tidak ada kekurangan dan cela. Demikian juga Allah, Dia itu thoyyib. Dia suci, tidak ada kekurangan dan cela pada diri-Nya. Dia sempurna dalam seluruh sisi. Allah tidak menerima sesuatu kecuali yang thoyyib. Thoyyib dalam aqidah, thoyyib dalam perkataan dan thoyyib dalam perbuatan. Tidak menerima artinya tidak ridho, atau tidak memberi pahala. Dan ketidakridhoan Allah terhadap sebuah amal biasanya melazimkan tidak memberi pahala pada amalan tersebut.

Pengaruh Mengkonsumsi sesuatu yang thoyyib merupakan karakteristik para rasul dan kaum mukminin. Makanan yang thoyyib sangat berpengaruh terhadap kebagusan ibadah, terkabulnya doa dan diterimanya amal.

Maka dari itu mari kita koreksi dan sikapi amal kita khususnya dalam berqurban.tahun ini. Pendapatan harta yang kita peroleh, kesabaran, kemudian keikhlasan serta tawakkal kita kepada Allah. Semoga dengan bermukhasabah (menilai amal) qurban kita menjadi mulia menurut penilaian Allah.

Pembagian Daging Qurban

Melaksanakan perintah qurban adalah hal yang baik, maka perlu kiranya kita fikirkan bagaimana agar pelaksanaan qurban bisa berjalan dengan baik. Mengapa demikian? Di berbagai daerah sering kita jumpai banyaknya orang yang antusias meminta daging qurban. Dengan berbagai cara mereka mendatangi masjid-masjid yang ada disekitarnya. Dengan berjubelnya peminta daging qurban membuat panitia kewalahan. Dan bahkan ada kejadian yang seharusnya tidak diinginkan, semisal fasilitas masjid yang rusak, kecelakaan, pertengkaran bahkan kematian.

Maksud hati untuk memberikan kemanfaatan, namun upaya kita memberikan kemudlorotan. Maka dari itu panitia harus merancang pembagian daging qurban itu dengan sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan realita kejadian yang pernah terjadi.

Bagi para panitia perlu kiranya jauh-jauh hari menganalisa dan memusyawarahkan hal-hal sebagai berikut :

1. Orang yang berqurban (peningkatan atau penurunan).

2. Jenis Hewan Qurban (Jumlah kambing, domba atau Sapi).

3. Penyembelih (jumlah & kualitas kerjanya).

4. Orang Yang Menerima Daging Qurban (orang di daerah sekitarnya dan para pendatang/luar daerah setempat).

5. Mekanisme pembagian (diantar, dibagikan langsung atau bekerja sama dengan pihak yang dipercaya).

6. Keamanan (melibatkan satpam, polisi bila diperlukan)

7. Tempat yang strategis (menentukan tempat agar berjalan dengan baik & tertib).

8. Menenetukan kapan saat pembagian (mulai dan batas terakhir pembagian).

9. Konsisten dalam Pembagian Tugas.

10. Tanggung Jawab.

Pada akhirnya mudah-mudahan pelaksanaan qurban tahun ini bisa berjalan dengan baik, lancar, tertib dan bermanfaat. Dan semoga segala apa yang kita lakukan mendapat ridlo dari Allah SWT.

“Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya”. (HR. Bukhari)

“Semoga Bermanfaat”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengaca Kehidupan Semut bagi Kehidupan Manusia

Garis Besar Buku The Best Seller Biografi KH. Arief Hasan

Saiful Amin Ghofur Sang Penulis Buku