Mengaca Kehidupan Semut bagi Kehidupan Manusia

“ :k Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai manusia, kami Telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar) perkataan semut itu. dan dia berdoa :y : “Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba- Mu yang saleh”. (QS.An-Naml: 16-19).

Inilah :z beberapa perkara yang lebih layak dijadikan “Tujuh Keajaiban Dunia” yang menghebohkan, dan mencengangkan seluruh manusia. Orang-orang beriman telah lama meyakini dan mengimani perkara-perkara ini sejak zaman Nabi saw. sampai sekarang. Namun memang kebanyakan manusia tidak mengetahui perkara-perkara itu. Oleh karena itu, kami mengangkat hal itu untuk mengingatkan kembali, dan menanamkan aqidah yang kokoh di hati kaum muslimin.


Kisah diatas cukup menggelikan karena menempatkan semut memiliki kesadaran dan berbicara seperti manusia. Semut tidaklah berbicara seperti manusia berbicara melainkan menggunakan sinyal-sinyal suara yang sangat terbatas,
seperti bunyi jangkrik yang mengerik atau burung yang mencicit.
Tidak ada bukti untuk mengkategorikan suara kerikan lebih dari sekedar sinyal tunggal yang sederhana. Dalam kata lain, semut tidak berbicara dengan
modulasi suara. suara kerikan semut adalah monoton dengan pengertian yang terbatas. (The Ants Bert Hölldobler dan Edward O. Wilson Cambridge, Mass., Harvard University Press, 1990, halaman 255 & 257 )

Padahal, sebenarnya setiap spesies dari genus semut yang jumlahnya ribuan memiliki ciri-ciri yang berlainan. Kami yakin bahwa makhluk yang memiliki populasi tertinggi di dunia ini dapat membuka cakrawala baru bagi kita, dalam cakupan ciri-ciri tersebut. Anda bisa membaca buku karya Harun Yahyan, beliau menjelaskan tentang semut yang istimewa dan mempesona. Kita akan menyaksikan hal-hal yang berhasil dilakukan masyarakat semut ini dengan tubuhnya yang kecil. Akan kita saksikan pula bahwa tak ada perbedaan sama sekali antara fosil mereka - yang tertua berusia sekitar 80 juta tahun - dan semut yang hidup sekarang, yang kira-kira berjumlah 8.800 spesies.

Saat menjelajahi dunia semut yang istimewa ini, kita akan dibuat terkagum-kagum oleh sistem yang sempurna ini dan semakin merasa perlu untuk berpikir dan menyelidiki. Saat itu pula, kita akan melihat kekeliruan teori evolusi sekaligus menyaksikan penciptaan Allah yang sempurna, sebuah karya yang maha penting. Dalam Al Quran, mereka yang berpikir tentang alam sehingga mengenali kemahakuasaan Allah, dipuji sebagai teladan bagi orang beriman. Ayat-ayat berikut men-jelaskan hal ini secara lengkap:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau. Maka, peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali 'Imran, 3: 190-191)

Penjelasan Profesor Rabaud ini menunjukkan dengan jelas kesimpulan yang dapat dicapai oleh siapa saja yang berpikir dengan hati nuraninya sejenak. Satu-satunya Pencipta yang merupakan sumber sejati pengetahuan dan kecerdasan telah menciptakan segala makhluk hidup dengan organ dan perilaku yang sempurna. Kebenaran ini telah di-ungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:

"Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS. Al Hasyr, 59: 24)

Meski tampak serupa, semut terbagi dalam banyak spesies berdasarkan gaya hidup dan ciri-ciri fisiknya. Makhluk hidup ini sebenarnya memiliki sekitar 8.800 spesies. Setiap spesies juga memiliki sifat yang patut dikagumi. Sekilas kita bahas beberapa spesies tersebut, gaya hidup dan ciri-cirinya.

* Semut Pemotong Daun : Ciri-ciri khusus semut pemotong daun, yang juga disebut "Atta", adalah kebiasaan mereka membawa potongan daun yang mereka potong di atas kepalanya.
* Semut Penenun : Semut penganyam hidup di pohon, membangun sarang dari daun. Dengan mengombinasikan daun, mereka mampu membentuk satu sarang di beberapa pohon, sehingga bisa mendukung populasi yang jauh lebih besar.
* Semut Madu : Banyak jenis semut yang diberi makan dengan buangan pencernaan aphid (serangga daun) yang disebut "madu". Zat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan madu biasa. Akan tetapi, buangan pencernaan kutu ini yang memakan getah tumbuhan dinamai demikian karena mengandung gula dalam kadar tinggi. Jadi, para pekerja spesies ini, disebut semut madu, mengumpulkan madu dari kutu, biji (coccidae), dan bunga.
* Semut Kayu : Semut kayu terkenal dengan bukit yang mereka bangun dari daun cemara dan cabang tipis di atas sarang bawah tanah mereka. Sarang ini biasanya ditemukan di sekitar batang pohon. Bagian sarang yang di atas tanah, terbuat dari ranting, tangkai daun, dan daun cemara, adalah atap sarang. Atap ini, yang mencapai dua tinggi meter, mencegah peresapan air hujan ke dalam dan mengatur suhu sarang dalam cuaca yang sangat panas atau sangat dingin.
* Semut Legiun : Salah satu hewan yang paling ditakuti di hutan adalah semut legiun. Komunitas semut ini dinamai "pasukan" karena tindakan mereka memiliki disiplin militer sejati. Semut legiun adalah hewan karnivora. Mereka melahap segala sesuatu yang terlihat. Setiap semut panjangnya 6-12 milimeter, tetapi jumlah mereka yang besar dan disiplin mereka mengimbangi kekurangan mereka dari segi ukuran.
* Semut Beludru : Semut beludru yang hidup di gurun pasir memiliki tubuh berbulu banyak. Bulu alami mereka merupakan lapisan yang mengisolasi panas. Ia menyimpan panas selama malam-malam dingin di gurun pasir, dan melindungi diri dari panas di siang hari. Karena bersayap, semut beludru jantan bisa menghindari panasnya pasir dengan terbang. Akan tetapi, semut beludru betina harus berjalan di pasir yang panas karena tak punya sayap. Mereka memerlukan bulu ini agar terlindung dari panas yang berasal dari tanah maupun dari matahari.
* Semut Api : Semut api adalah serangga merah berukuran kecil. Namun, mereka mampu me-lakukan hal-hal besar. Ratu semut jenis ini, yang memiliki 20 varietas di Amerika saja, dapat memproduksi hingga 5.000 telur sehari. Sementara banyak koloni spesies semut memiliki beberapa ratus pekerja, koloni spesies ini memiliki sekitar setengah juta pekerja. Satu ratu semut api yang sudah kawin dapat memproduksi sebuah koloni dengan 240.000 pekerja.
* Semut Gurun : Sebagian besar makhluk hidup mustahil hidup di dalam pasir membara bersuhu 65o C, termasuk manusia. Namun, ada semut yang dapat terus hidup pada suhu ini. Nah, bagaimana Namib ocymyrmex, yang merupakan semut gurun hitam berukuran sedang dan berkaki panjang, hidup dalam panas tinggi ini?
(baca selengkapnya di http://www.harunyahya.com/indo/buku/semut05.htm)

Sebagai perenungan terhadap kisah semut dalam Al-Qur'an (QS.An-Naml: 16-19) diatas, semut berbicara dan memiliki kesadaran seperti manusia :
• Mengetahui bahwa Sulaiman dan pasukannya tidak menyadari keberadaan mereka
(semut).
• Mengetahui nama sang pemimpin yaitu Sulaiman.
• Mengetahui sang pemimpin memiliki prajurit yang banyak, atau dengan kata
lain memiliki kesadaran tunggal dan majemuk.

Bayangkan, semut saja bisa mengetahui nama manusia, sementara manusia tidak tahu nama-nama semut atau mengetahui apakah semut-semut punya nama.
Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti. Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun. Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar sehingga ia berusaha dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih besar dari tubuhnya.

Sikap kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini. Ada yang berbudaya “semut”, yakni sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya “semut” adalah budaya “aji mumpung”. Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya. Entah berapa banyak juga tipe “laba-laba” yang ada di sekeliling kita. Yang hanya berpikir: "Siapa yang dapat dijadikan mangsa". Nabi SAW mengibaratkan seorang mukmin sebagai “lebah”. Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan : "Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya".

Jadi... Seperti apa kehidupan Anda sekarang???

Renungi Firman Allah : Surat Al-Humazah terdiri atas 9 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Qiyaamah. Dinamai Al Humazah (pengumpat) diambil dari perkataan Humazah yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Pokok-pokok isinya: Ancaman Allah terhadap orang-orang yang suka mencela orang lain, suka mengumpat dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak menafkahkannya di jalan Allah.
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, (1) yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, (2) ia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, (3) Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. (4) Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (5) (yaitu) api (disediakan) Allah yang dinyalakan, (6) yang (naik) sampai ke hati. (7) Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (8) (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (9).

QS. At-Taubah:34-35
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. [34]
Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."[35]

“Semoga Bermanfaat”



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garis Besar Buku The Best Seller Biografi KH. Arief Hasan

Saiful Amin Ghofur Sang Penulis Buku