Sudah Tahukah Anda Kewajiban Orang Tua Kepada Anak ?





“ :o Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil pada sisi Allah “[Al-Ahzab : 5]
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur'an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa. :k "

Memberi Nama yang Baik

Rasulullah saw diketahui telah memberi perhatian yang sangat besar terhadap masalah nama. Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak menarik (patut) dan tak berarti, beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama yang pantas. Beliau mengubah macam-macam nama laki-laki dan perempuan. Seperti dalam hadits yang disampaikan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw biasa merubah nama-nama yang tidak baik. (HR. Tirmidzi)


Beliau sangat menyukai nama yang bagus. Bila memasuki kota yang baru, beliau menanyakan namanya. Bila nama kota itu buruk, digantinya dengan yang lebih baik. Beliau tidak membiarkan nama yang tak pantas dari sesuatu, seseorang, sebuah kota atau suatu daerah. Seseorang yang semula bernama Ashiyah (yang suka bermaksiat) diganti dengan Jamilah (cantik), Harb diganti dengan Salman (damai), Syi'bul Dhalalah (kelompok sesat) diganti dengan Syi'bul Huda (kelompok yang benar) dan Banu Mughawiyah (keturunan yang menipu) diganti dengan Banu Rusydi (keturunan yang mendapat petunjuk) dan sebagainya (HR. Abu Dawud dan ahli hadits lainAn-Nawawi, Al Azkar: 258)

Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian." (HR.Abu Dawud)

*Mau Nama-nama bagus Klik di sini : http://www.4shared.com/file/100381197/83a2ae84/nama-anak-putera1.html

Mendidik dengan Qur'an

Pada suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran seorang tamu lelaki yang mengadukan kenakalan anaknya, "Anakku ini sangat bandel." tuturnya kesal. Amirul Mukminin berkata, "Hai Fulan, apakah kamu tidak takut kepada Allah karena berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak ayahmu?" Anak yang pintar ini menyela. "Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban memenuhi hak anak?"
Umar ra menjawab, "Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Qur'an."
Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, "Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama "Kelelawar Jantan", sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku. Bahkan walau satu ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata, "Kau telah berbuat durhaka kepada anakmu, sebelum ia berani kepadamu...."

Menikahkannya

Bila sang buah hati telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Do'akan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja. Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya, "Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya." (QS. An-Nur:32)

Keselamatan iman jauh lebih layak diutamakan daripada kekhawatiran-kekhawatiran yang sering menghantui kita. Rasulullah dalam hal ini bersabda, "Ada tiga perkara yang tidak boleh dilambatkan, yaitu: shalat, apabila tiba waktunya, jenazah apabila sudah datang dan ketiga, seorang perempuan apabila sudah memperoleh (jodohnya) yang cocok." (HR. Tirmidzi)

Dari dalil di atas, ditambah dengan sejumlah hadist menyangkut dengan kewajiban orang tua terhadap anaknya, diketahui bahwa diantara kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah:

1. Memilih istri/suami yang baik, minimalnya harus memenuhi 4 syarat, yaitu: rupawan, hartawan, bangsawan dan taat beragama. Dan yang disebutkan terakhir adalah yang lebih utama dari keempat syarat yang telah disebutkan ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
2. Berlindung kepada Allah sebelum melangsungkan acara jimak, karena tanpa membaca : Bismillahi, Allahumma Jannibnasy syaithaana Wajannibisy syaithaana mimmaa razaqtanaa” setan akan akan ikut menjimaki sang istri. ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas).
3. Mengazankan/mengiqamatkan pada telinga kanan/kiri bayi, langsung setelah lahir dan dimandikan (H.R. Bukhari dan Muslim dari Asmaa binti Abu Bakar).
4. Memberikan nama yang baik untuk anak, karena di hari akhirat seorang akan dipanggil sesuai dengan nama yang diberikan orang tuanya. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Jabir).
5. Menyembelih ‘aqiqah, karena, karena Rasulullah SAW bersabda : Anak-anak yang baru lahir masih tersandra dengan ‘aqiqah. Sebaiknya ‘aqiqah disembelih pada hari ketujuh dari kelahiran dan pada hari itu juga dicukur rambut serta diberi nama (H.R. Bukhari dan Muslim dll dari Salmaan bin Aamir).
6. Melakukan penyunatan. Hukum penyunatan adalah wajib bagi anak laki-laki dan kemuliaan bagi anak perempuan (H.R. Ahmad dan Baihaqy dari Syaddaad bin Aus).
7. Menyediakan pengasuh, pendidik dan/atau guru yang baik dan kuat beragama dan berakhlak mulia, kalau orang tuanya kurang mampu. Akan tetapi yang terafdhal bagi yang mampu adalah orang tuanya , disamping guru di sekolah dan Ustadz di pengajian. (Al-Ghazaaly, Ihyaau ‘Uluumiddin, Al-Halaby, Cairo, Jld 8, Hal 627).
8. Mengajarnya membaca dan memahami Al-Qur’an; memberikan pendidikan Jasmani (H.R. Baihaqi dari Ibnu Umar).
9. Memberikan makanan yang “halalaalan thayyiban” untuk anaknya. Rasulullah SAW pernah mengajarkan sejumlah anak untuk berpesan pada orang tuanya dikala keluar mencari nafkah: ‘Selamat jalan ayah! Bertaqwalah kepada Allah!. Jangan sekali-kali engkau membawa pulang kecuali yang halal dan thayyib saja!, Kami mampu bersabar dari kelaparan, tapi tidak mampu menahan azab Allah SWT. (H.R. Thabraani dalam Al-Ausaath).
10. Melatih mereka shalat selambat-lambatnya pada usia tujuh tahun dan sedikit lebih keras dikala sudah berusia sepuluh tahun. (Ahmad dan Abu Daud dari ‘Amru bin Syu’ib).
11. Memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dengan anak perempuan, juga antara mereka dengan orang tuanya, bila usianya telah mencapai sepuluh tahun ( H.R. Bazzaar).
12. Membiasakan berakhlak Islami dalam bersikap, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya, sehingga semua kelakuannya menjadi terpuji menurut Islam ( H.R. Turmuzy, dari Jaabir bin Samrah).
13. Menanamkan etika malu pada tempatnya dan membiasakan minta izin keluar/masuk rumah, terutama ke kamar orang tuanya, teristimewa lagi saat-saat zhahiirah dan selepas shalat Isya. (Alquran, Surat Annuur, ayat 59).
14. Berlaku kontinuitas dalam mendidik, membimbing dan membina mereka. Demikian juga dalam penyandangan dana dalam batas kemampuan, sehingga sang anak mampu berdikari (H.R. Abu Daud dari abu Qalaabah).
15. Berlaku adil dalam memberi perhatian, washiyat, biaya dan cinta kasih kepada semua mereka (H.R. Muslim dari Anas bin Maalik).

Anak adalah nikmat Allah SWT yang tak ternilai dan pemberian yang tak terhingga. Tidak ada yang lebih tahu besarnya karunia ini selain orang yang tidak atau belum memiliki anak. Nikmat yang agung ini merupakan amanah bagi kedua orang tuanya, yang kelak akan dimintai pertaggung jawabannya, apakah keduanya telah menjaganya atau justru menyia-nyiakannya. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan ditanya akan kepemimpinannya” (Muttafaq ‘alaih).

Ibnu Qayyim al-Jauziyah telah menyatakan tentang besarnya tanggung jawab mendidik anak, yaitu : “Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya, yakni dengan tidak mengajarkan hal-hal yang bermanfaat, membiarkan mereka terlantar, maka sesungguhnya dia telah berbuat buruk yang teramat sangat”. Mayoritas anak yang jatuh dalam kerusakan tidak lain karena kesalahan orang tuanya dan tidak adanya perhatian terhadap anak-anak tersebut. Juga tidak mengajarkan kepada mereka kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya, mereka terlantarkan anak semenjak kecil, sehingga mereka tidak dapat memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang tuanya. Untuk itu para orang tua selayaknya memperhatikan masalah-masalah penting tentang pendidikan anak seperti hal-hal berikut ini:

1. Tumbuhkan jiwa kehambaan pada anak. Pada dasarnya tujuan pokok dalam mendidik anak adalah untuk menumbuhkan dan membangkitkan jiwa kehambaan dalam diri mereka. Menyiramkan dalam jiwa mereka dan senantiasa membiasakan sikap tersebut. Merupakan nikmat Allah adalah mereka diciptakan dalam fitrah Islam, tugas kita hanya menjaga, mengontrol dan memperhatikan agar tidak mernyimpang dari fitrahnya.
2. Tanamkan cinta terhadap Allah. Tanamkan dalam jiwa anak rasa pengagungan, kecintaan dan tauhid (pengesaan) kepada Allah. Peringatkan mereka dari berbagai kesalahan dalam hal akidah dan keyakinan, jangan sampai mereka terjerumus di dalamnya. Biasakan pula mereka melakukan amar makruf dan nahi munkar.
3. Menekankan keteraturan menunaikan Shalat. Shalat adalah kewajiban paling penting dan banyak manfaatnya bila dilakukan dengan benar dan ikhlas. Oleh karena itu orang tua harus tegas dan disiplin menanamkan kebiasaan shalat kepada anak-anaknya. Dalam sebuah hadist, nabi bersabda “ Perintahkan anak-anak kalian shalat saat mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika meninggalkannnya ketika berumur sepuluh tahun.
4. Mendidik anak adalah ibadah. Seorang ayah dan ibu tatkala mendidik anak, memberi nafkah, menjaga hingga larut malam, mengawasi dan menggajar mereka, maka saat itu dia sedang melakukan ibadah kepada Allah.
5. Ikhlas dalam mendidik anak. Mendidik anak harus dengan ikhlas, jangan semata-mata karena tujuan duniawi. Mendidik anak diniatkan untuk mencari pahala disisi Allah. Adapun profesi, pekerjaan, kedudukan dsb akan ikut dengan sendirinya. Contoh menyekolahkan anak ke Fakultas Kedokteran dengan niat agar dapat membantu kaum muslimin.
6. Jangan lupakan doa. Para Nabi dan rasul telah berdoa untuk kebaikan anak dan istri-istri mereka dengan doa-doa yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Berapa banyak orang yang tersesat, akhirnya mendapat petunjuk dengan seabab doa.
7. Mencari penghasilan yang halal. Karena nafkah dari harta yang haram akan mempengaruhi perilaku anak.
8. Teladan yang baik. Sudah menjadi keharusan bagi orang tua melakukan untuk dirinya sendiri sebelum menyuruh anaknya melakukan.
9. Memilih metode yang terbaik. Orang tua perlu memahami metode-metode mendidik anak melalui membaca, konsultasi dsb.
10. Sabar. Orang tua harus berusaha sabar dalam segala hal. Ada pun hidayah adalah urusan Allah SWT. Orang tua tidak boleh berputus asa dan harus terus berusaha dalam kondisi apapun.
11. Perhatikan bakat, minat dan kemampuan anak. Orang tua hendaknya memperhatiakan kelebihan, bakat, minat dan perbedaaan masing-masing anak, dan bersikap adillah terhadap mereka. Ini penting untuk tumbuh kembang anak secara optimal.
12. Biasakan anak-anak untuk melakukan hal-hal baik dan positif, misalnya olah raga, rekreasi (untuk menghargai alam), bersedekah dan untuk lebih menghargai hidup dan mengasah empati mereka agar anak sekali-kali diajak ke panti asuhan, melihat anak-anak terlantar, dsbnya.
13. Tanamkan kedisiplinan dalam segala hal. Ini sangat penting untuk menghadapi hidup yang penuh tantangan.
14. Memilih teman yang baik. Rasulullah SAW bersabda: ’Seseorang itu tergantung pada perilaku dan kebiasaan temannya, maka salah seorang dari kalian hendaknya memperhatikan dengan siapa akan berteman”. (H.R. Ahmad).
15. Luangkan waktu. Ini sangat penting, komunikasi yang intens dan berkualitas dengan anak sangat penting sesibuk apapun orang tua. Jangan biarkan anak-anak tumbuh besar tanpa perhatian kedua orang tuanya, jangan serahkan perkembangan anak semata-mata pada pendidikan di sekolah atau di pengajian karena pengaruh dunia luar lebih kuat menarik mereka dengan segala tipu dayanya.
16. Mari menjadi orang tua untuk semua anak. Jangan kita terlalu egois dengan hanya memikirkan dan memperhatikan anak kita saja. Kita harus juga ikut peduli dengan anak-anak orang lain. Karena sebaik apapun kita mendidik anak kita kalau teman-temannya atau anak-anak lainnya belum baik maka imbasnya juga untuk anak kita. Untuk menjadi bangsa yang kuat dan bermoral maka kita perlu menjadi masyarakat yang saling peduli. Hancurnya masyarakat kita sekarang ini akibat lemahnya kontrol orang tua dan sudah tidak adanya kepedulian dan kontrol dari masyarakat sekitar, sehingga maksiat terjadi di mana-mana.

Seandainya semua orang tua dapat melaksanakan semua tuntunan ini dengan sempurna, alangkah indahnya hidup ini. Mudah-mudahan Allah SWT memberi petunjuk dan hidayah dalam hati semua orang tua dan anak-anak kita, dan memudahkan kita melaksanakan semua tuntunan agama Islam secara kaffah. Amin. [http://www.lpmpnad.com/?content=article_detail&idb=21]


*Tips Memberi Nama
*Mau Nama-nama bagus Klik di sini : http://www.4shared.com/file/100381197/83a2ae84/nama-anak-putera1.html

Memberikan nama untuk anak itu susah-susah gampang. Salah-salah nama bisa jadi beban buat si Anak. Maka hati-hatilah dalam memberikan nama untuk anak tersayang. Karena nama akan disandang seumur hidupnya.

1. Nama itu mengandung do'a.
Nama anak itu cermin harapan orang tua. Nama itu mengandung Do'a. Tetapi do'anya yang singkat saja. Kalau terlalu panjang nanti dikira Tahlil atau Wirid. Kalau dipanggil bukannya nengok, malah bilang "Amiinn.."

2. Nama jangan nyusahin orang Kelurahan
Nama anak mudah dibaca dan mudah ditulis. Meskipun tampaknya bagus, jangan pakai huruf mati yang digandeng-gandeng atau didobel-dobel (mis.Lloyd,Nikky, Thasya dll). Biasanya sama petugas Kelurahan akan terjadi salah tulis dalam pembuatan Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, KTP dll. Nah... nggak enaknya lagi kalo kita minta revisi biasanya kena biaya lagi... dan prosesnya lama lagi.

3. Nama jangan cuma satu kata.
Minimal ada First Name, Nick Name dan Family name gitu loh.... Ini penting terutama kalo pas lagi ngurus Paspor atau Visa. Nggak jadi berangkat ke Amrik hanya gara-gara namanya cuma Prakoso atau Pamuji atau Paryono khan esiaan...

4. Nama jangan terlalu panjang.
Nama yang panjang bererot bisa bikin susah si pemilik nama. Disamping susah ngingetnya, juga ngerepotin waktu ngisi formulir pendaftaran masuk Perguruan Tinggi Negeri (dulu UMPTN). Itu lho..yang ngitemin buletan-buletan pakai pensil 2B. Capeek khaan...

Nama panjang seperti Siti Hartati Riwayati Mulianingsih Adiningrum Mekar Berseri Sepanjang Hari.... adalah sangat-sangat not-recommended.

5. Nama anak bersifat internasional.
Anak kita hidup dimasa depan, di era globalisasi dimana hubungan dengan dunia internasional amat sangat intens. Jadi jangan mempersulit anak dengan nama-nama yang sulit di-eja. Nama Saklitinov msalnya orang Jepang nyebutnya Sakuritino, orang Sunda bilang aktinop orang Amrik bilang Sechlaytinove... Syusah khaaannn Padahal maksudnya Sabtu Kliwon Tiga November...

6. Ketahuilah arti nama anak.
Jangan memberikan nama hanya karena enak diucapkan atau bagus ditulisnya. Nama Jalmowono memang sepintas enak diucapkan dan bagus kalo ditulis tetapi ketahuilah bahwa Jalmowono itu artinya Orang Utan.

7.Jangan pakai nama artis.
Nama artis memang bagus-bagus, cuma masalahnya kalau artis itu kelakuannya baik... lha kalau jadi bahan gosip melulu khan jadi beban juga buat si anak. Lagian pakai nama artis itu tandanya anda gak kreatif dalam bikin nama.

8. Abjad huruf pertama nama anak.
Huruf pertama "A" pada nama anak ada enak gak enaknya. Gak enaknya kalau pas ada ujian/test/wawancara sering dipanggil duluan. Gak sempet nanya-nanya ama temannya. Tapi kadang-kadang juga pas giliran dapat pembagian apa gitu, dapetnya juga sering duluan. Sebaiknya ambil huruf pertama itu antara D sampai K. Cukupan lah... Huruf depan Z... wah.. biasanya adanya dibawah...

9. Jangan sok Kebarat-baratan.
Jangan memberi nama anak dengan bergaya kebarat-baratan, biar dibilang keren. Kudu diinget, anda lahir dibumi Indonesia, orang Indonesia, kultur ya tetap orang Indonesia. Kalau nama keindo-indoan, tapi mukanya ya melayu-melayu juga, malu sendiri kan, anaknya ya ortunya.. [ http://yolvis.multiply.com/journal/item/9 ]

*Mau Nama-nama bagus Klik di sini : http://www.4shared.com/file/100381197/83a2ae84/nama-anak-putera1.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengaca Kehidupan Semut bagi Kehidupan Manusia

Garis Besar Buku The Best Seller Biografi KH. Arief Hasan

Saiful Amin Ghofur Sang Penulis Buku