MAAF DAN AMPUNAN DALAM LEBARAN

LEBARAN! Tradisi itu memang khas In¬donesia. Seturut catatan J.J. Rizal (Tempo, 5 Nov 2006), istilah Lebaran pada mu¬lanya diperkenalkan orang Betawi pada 1927. Sebagai sebuah tradisi, Lebaran tak sekadar dihikmati dengan kekhusyukan spi¬ritualitas personal. Lebih dari itu, Le¬baran dalam bentangan sejarah negeri ini selalu sarat nilai-nilai sosial yang terus meng¬alami reproduksi makna. (Jawa Pos :Minggu, 27 September 2009).

Untuk mngetahui apa sebenarnya lebaran itu, mencari kata lebaran dalam kamus Bahasa indonesia menjelaskan :

Lebaran adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama sebulan. Lebaran disebut juga dengan Idul fitri.

Aktivitas yang dilakukan adalah menjalin silaturrahmi antar keluarga, tetangga dekat atau jauh dengan niatan permintaan maaf lahir batin. Hal ini sudah menjadi tradisi di Indonesia setahun sekali, hilir mudik kesana-kemari bertaburan membuat Polisi kuwalahan mengatur jalan dari H-7 sampai H+7.

Melihat fenomena itu terjadi, apa yang sebenarnya mereka cari adalah meminta maaf. Ada hal yang menarik dalam lebaran yakni dua kata semakna namun beda penggunaannya yaitu maaf dan ampunan.

Pengertian :

* Maaf (forgive) adalah pembebasan seseorang dari hukuman (tuntutan, denda, dsb) karena suatu kesalahan. Maaf dalam bahasa Arab adalah ‘Afwan berarti maafkan aku. Kata ‘afwan itu sendiri sebenarnya sudah merupakan sebuah permintaan maaf yang sangat. Adapun kata dalam bahasa arab lainnya yang berarti maaf adalah aasif. Dan untuk kata ini (aasif) tidak terkandung makna permintaan maaf dengan sungguh-sungguh.

Kata Maaf dalam al-Qur’an disebutkan :

1. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. 3:134) Ali Imran.

2. Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. (QS. 7:199) al-a’raf.

3. Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 24:22) an-nur.

4. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 64:14) at-taghabun.

5. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa. (QS. 4:149)

6. … dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. 5:13)

7. Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (QS. 15:85)

8. Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. (QS. 42:37)


* Ampun (forgiveness) adalah pembebasan dr tuntutan krn melakukan kesalahan atau kekeliruan. Ampun dalam Bahasa Arab yakni Ghofara / istagfiru/ghufron, kurang lebih 230 kata Ghufron dalam al-qur’an.

Kata Ampunan dalam al-Qur’an disebutkan :

1. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (QS. 3:133) Ali imran.

2. Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seijin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 4:64) An-nisa.

3. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. 3:135)

4. Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 7:153)

5. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 4:110)

Dalil Hadits Nabi saw. disebutkan :
1. Dalam hadits qudsi, Allah berfirman, “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian berbuat dosa siang dan malam, dan aku akan mengampuni dosa-dosa kalian semuanya. Maka mohon ampunlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian.” (HR Muslim)

2. Rasulullah saw. bersabda dalam hadits shahih, “Demi zat yang diriku ada di tangan-Nya, seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan menghilangkan kalian, lantas Dia datangkan satu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka memohon ampun kepada Allah, dan Allah pun memberi mereka ampun.” (HR.Muslim)

3. Dalam hadits qudsi, Allah berfirman, “Wahai anak Adam, selama kamu memohon dan mengharap pada-Ku, pasti Aku akan mengampunimu atas apa yang ada dalam dirimu, dan aku tak memedulikannya.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ad-Darimi)

4. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Abu Hurairah ra berkata, “Seseorang telah mencela Abu Bakar ra, Abu Bakar pun diam, sedangkan Nabi SAW ketika itu bersama mereka. Nabi merasa kagum, lalu tersenyum. Ketika orang itu memperbanyak cercaannya maka Abu Bakar menimpali sebagian yang diucapkannya. Nabi pun marah dan beranjak pergi. Abu Bakar kemudian menyusul beliau dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, orang itu telah mencerca diriku dan engkau tetap duduk. Namun di saat aku menimpali sebagian yang diucapkannya, mengapa engkau marah dan berdiri?’ Rasulullah pun menjawab, ‘Bersamamu tadi ada malaikat yang menimpali orang itu sementara engkau diam. Akan tetapi ketika engkau menimpali sebagian yang diucapkannya, setan pun datang, dan aku pun tidak mau duduk bersama setan.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Hai Abu Bakar, ada tiga perkara yang semuanya adalah hak. Tidak ada seorang hamba yang dizalimi dengan satu kezaliman kemudian dia memaafkannya karena Allah, melainkan Allah akan memuliakannya karena perbuatannya itu dan akan menolongnya. Dan tidaklah seseorang yang membukakan pintu untuk menyampaikan suatu pemberian dengan niat bersilaturahim, melainkan Allah akan memperbanyak hartanya. Dan tidaklah seseorang membuka pintu untuk meminta-minta dengan niat memperbanyak hartanya, melainkan Allah SWT akan semakin menyedikitkan hartanya.

* Melihat dalil-dalil diatas, dapat kita pahami bahwa kata maaf itu dipergunakan antara manusia dengan manusia, sedangkan kata ampunan digunakan manusia dengan Allah SWT.

Tafakkur :

Melihatlah ayat-ayat tersebut, tidak dijelaskan berapa banyak manusia melakukan kesalahan atau dosa agar kita diampuni Allah. Artinya bisa saja kita melakukan dosa berkali-kali, dan ketika kita minta ampun, Allah akan mengampuni kita berkali-kali juga. Namun disini ada peringatan, jangan sampai anda punya pikiran :”Nahh..gampang khan..?? tiap berbuat dosa kita langsung minta ampun, toh..Allah bakalan mengampuni kita…”.
Selanjutnya coba anda perhatikan bunyi ayat diatas, fokus ajaran soal 'maaf-memaaf' ini ternyata ada pada pihak yang MEMBERI maaf, bukan pada yang MEMINTA maaf, karena memang memberi maaf jauh lebih berat daripada meminta maaf sehingga petunjuk Allah ditujukan bagi pihak yang memberi maaf. Dalam hubungan antar manusia, tidak ada seorangpun yang tidak punya salah dan dosa kepada orang lain, maka perintah memaafkan sesuai ayat diatas. Balasan perbuatan jahat adalah kejahatan yang seimbang dengannya. Barang siapa yang memaafkan dan berlaku damai, pahalanya ada ditangan Allah. (QS. 42;40). Memaafkan itu lebih mendekatkan kepada taqwa. (QS. 2 ; 237). Dan hendaklah mereka suka memaafkan dan mengampuni. apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian ? (QS. 24 ; 22). Maafkanlah mereka dan mintakanlah ampunan bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (keduniaan). (QS. 3 ; 159). Ambillah jalan maaf, dan ajaklah dengan cara yang lemah lembut dan berpalinglah dari orang orang yang jahil. (QS. 7 ; 199). Dan orang - orang yang dapat menahan meluapnya kemarahan dan yang suka memaafkan orang lain dan Allah mencintai orang - orang yang berbuat baik. (QS. 3 ; 134)

Dalam kondisi kita sudah meminta ampun kepada Allah, sudah berusaha untuk meminta maaf kepada sesama manusia, maka selanjutnya tindakan kita adalah memperbanyak amal saleh kita dan menjauhi perbuatan dosa, gunanya ketika sampai waktunya hari penghakiman, saat amal baik dan dosa kita ditimbang, kita ada dalam kondisi 'surplus' amal baik. Perbuatan baik tersebut seyogyanya terkait dengan kesalahan apa yang kita lakukan, seorang koruptor misalnya, selain meminta maaf kepada orang-orang yang dirugikannya, juga harus diikuti perbuatan baiknya untuk menyerahkan harta yang telah dikorupsinya dan jangan sampai punya pikiran :”Yang penting khan sudah minta maaf, harta yang terlanjur sudah saya ‘kumpulkan’ menjadi milik saya donk…”, berhati-hatilah karena bisa-bisa taubat dan permintaan maaf anda tidak ada artinya. Perbuatan baik akan menghapus dosa anda.

Mari kita berkaca kepada akhlak panutan kita Rasulullah saw. Mari kita menyerahkan sakit itu kepada Allah - yang begitu jelas dan pasti mengetahuinya. Seperti Rasulullah yang mendoakan kebaikan buat orang yang telah menyakiti dan memusuhi beliau. "Ya Allah, balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada kami dengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan. Ya Allah, ampuni kesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang pernah menyakiti hati kami karena mereka tidak mengetahuinya.

Rasulullah bersabda kepada Uqbah bin Amir r.a : " Wahai Uqbah ! maukah engkau ku beritahukan budi pekerti ahli dunia dan akhirat yang paling utama ? yaitu : melakukan shilaturahim (Menghubungkan kekeluargaan dengan orang yang telah memutuskannya), memberi pada orang yang tidak memberimu, dan memaafkan orang yang pernah menganiayamu." (Ihya ulumuddin)

Dalam hadist lain disebutkan : " Ada tiga hal yang apabila dilakukan akan dilindungi Allah dalam pemeliharaan-Nya, ditaburi rahmat-Nya dan dimasukkan-Nya kedalam surga-Nya yaitu : apabila diberi ia berterima kasih, apabila berkuasa ia suka memaafkan, dan apabila marah ia menahan diri (tak jadi marah) ." (HR. Hakim dan ibnu hibban dari Ibnu abbas dalam Min Akhlaqin Nabi)

Semoga lebaran tahun ini membawa manfaat dan barokah dalam kehidupan kita. Amin…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengaca Kehidupan Semut bagi Kehidupan Manusia

Garis Besar Buku The Best Seller Biografi KH. Arief Hasan

Saiful Amin Ghofur Sang Penulis Buku