Mensikapi Cepat atau Lama Terkabulkannya Doa

Termasuk musibah bagi seorang muslim dikala berdoa namun tidak kunjung dikabulkan, dia mengulang-ulang dan bersungguh-sungguh dalam berdoa hingga waktu yang dianggap lama namun tidak juga melihat pengaruh do’anya.


Dari sinilah syetan mendapat kesempatan , mulailah dia membisikkan was-was atau prasangka buruk kepada orang yang berdoa kepada Allah SWT., serta dia akan menjatuhkan kedalam sifat putus asa atau buruk sangka kepada sang Maha Pengkabul doa (menerima permintaan hamba-Nya).


Maka apakah hal ini melanda pada diri anda ? bila benar, maka janganlah anda sampai memasukkan apa yang dibisikkan syetan pada diri anda. Dengan demikian diakhirkannya pengkabulan doa anda itu akan membawa hikmah besar dan rahasia yang luar biasa dari Allah SWT.


Seandainya orang merenungi doanya, dan tidak terlintas di hatinya kegelisahan akibat diakhirkannya pengabulan doa anda.


Diakhirkannya pengabulan doa anda termasuk ujian. Demikian pula cepatnya pengabulan doa anda juga termasuk ujian dari Allah SWT.


Coba anda baca petunjuk Allah dalam al-Qur’an :


“Dan Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya dan hanya kepada Kami-lah kalian dikembalikan “. (QS. Al-Anbiya’ [21] : 35)


Setelah kita pahami, ternyata ujian berupa kebaikan membutuhkan syukur (terima kasih), sedangkan ujian berupa keburukan membutuhkan kesabaran, sehingga jangan sampai anda menganggap lama masa ujian itu membuat anda bosan untuk berdoa. Hal ini perlu anda sadari bahwa anda sedang diuji dengan musibah dan diperintahkan untuk tetap beribadah dengan kesabaran serta berdoa.


Oleh karena itu janganlah anda berputus asa dari rahmat Allah sekalipun musibah itu berlangsung lama, karena Allah SWT. Sedang menguji dan hendak menampakkan jati diri anda. Apakah dengan ujian ini anda bisa bersabar atau justru berpaling dan menentang kehendak Allah SWT.


Umar bin Abdul Aziz pernah mengatakan ; “Saya memasuki waktu pagi dan tidaklah ada pada saya kesenangan kecuali didalam menanti terjadinya ketentuan-ketentuan takdir, jika berupa kebaikan, maka saya bersyukur, dan jika berupa keburukan, maka saya bersabar”. (Siirah Umar bin Abdul Aziz, karya Ibnu Abdul Hakim, hal. 97)


Ibnu Nasyiruddin ad-Dimasyqi mengatakan ; “Tidak ada tempat lari bagi seseorangpun dari urusan dan ketentuan Allah SWT. Dan seseorang tidak akan dapata terhindar dari hukuman dan ujian-Nya yang berlaku. Sesungguhnya kita milik Allah SWT. yang berada dibawa kekuasaan-Nya serta merupakan hamba-hamba-Nya, Dia mengatur kita sebagaimana yang Dia inginkan dan Dia kehendaki”. ( Bardu al-Akbaad ‘inda Faqdi al-Aulad, karya Ibnu Nasyiruddin ad-Dimasyqi, hal 38)

Berfikir sejenak lewat Do’a Nabi Ibrahim as.


Mari kita selami surat As-Syu’araa’ ayat 78-81 dan ayat 83-86. Didalam surat itu terdapat do’a Nabi Ibrahim kepada sang pencipta Al-Khaliq. Betapa indahnya dan santunnya nabi kita Ibrahim ‘as. ketika berdo’a dan meminta kepada Allah SWT.


Nabi Ibrahim as. memulai do’anya dengan memberikan sanjungan kepada Sang Pengabul Permintaan :


“Allah-lah yang telah menciptaka aku, dan Dialah yang memberi hidayah kepadaku, dan Dialah zat yang memberi makanan untukku dan memberi minuman kepadaku, dan apabila aku sakit maka Dia juga yang menyembuhkan sakitku, dan Allah-lah zat yang mematikan aku, dan juga zat yang menghidupkan aku (kembali), dan Dia pulalah zat yang aku berharap akan mengampuni dosa-dosaku pada hari pembalasan.” (Qs. Asy-Syu’ara: 78-80)


Kemudian beliau mengajukan permohonan :


“Ya Allah berilah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku dari bagian orang-orang sholeh. Dan jadikanlah untukku menjadi manusia yang dipuji-puji banyak orang pada generasi setelahku. Ya Allah jadikan aku penghuni surga yang penuh kenikmatan. Dan ya Allah ampunilah ayahku, sesungguhnya dia orang yang tersesat. Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari manusia dibangkitkan.” (Qs. Asy-Syu’ara 83-86)


Doa atau permohonan nabi Ibrahim as. ada yang dikabulkan dan ada juga yang tidak dikabulkan.


Permohonan yang dikabulkan Allah SWT.:

1. Meminta ilmu, maka Allah berfirman dalam surat An-Nisaa’ ayat 54 yang artinya, “Maka sungguh telah kami berikan kepada keluarga Ibrahim kitab suci yaitu ilmu.”

2. Masukkanlah aku dari bagian orang-orang sholeh. Demikian pula Allah telah berfirman dalam surat Yusuf ayat 101 yang artinya, “Sesungguhnya Ibrahim di akhirat termasuk orang-orang yang sholeh.”

3. Jadikanlah untukku menjadi manusia yang dipuji-puji banyak orang pada generasi setelahku. Allah jelaskan dalam surat Shaafaat ayat 108 yang artinya, “Dan kami tinggalkan Ibrahim pujian yang baik dan ucapan yang baik bagi orang-orang setelahnya.”

4. Jadikan aku penghuni surga yang penuh kenikmatan. Permohonan ini Allah jelaskan dalam surat Huud ayat 73 yang artinya, “Rahmat Allah dan keberkahan Allah untuk kalian wahai keluarga Ibrahim.”


Permohonan yang tidak dikabulkan Allah SWT. :

5. Ampunilah ayahku, sesungguhnya dia orang yang tersesat. Akan tetapi berkaitan dengan permohonan ini, Allah tidak dapat mengabulkannya yaitu diterangkan dalam surat At-Taubah ayat 114 yang artinya “Dan Ibrahim meminta maaf pada Allah tentang permohonan ampunan untuk ayahnya. Maka tatkala telah jelas bagi Ibrahim bahwa ayahnya adalah musuh Allah maka Ibrahim berlepas diri darinya.”


Allah SWT. memuliakan orang yang meminta / memohon / doa kepada Allah SWT. Memaserahkan hidup dan mati adalah tekad kita menuju Allah SWT. maka sikap peromohan kita sudah tentu mengikuti aturan Allah SWT. Cepat atau lama terkabulnya sebuah doa itu salah satu aturan yang dimainkan oleh Sang Maha Pengatur.


Sekali lagi menerima segala apa yang diberikan Allah SWT. dan berusaha beramal shalih akan lebih baik dan lebih banyak diperhtikan oleh Allah SWT. bukankah Allah SWT. telah menyatakan dalam surat al-Haj ayat 50, bahwa orang yang beriman dan mau beramal shalih, Allah SWT. akan memberikan pengampunan dan rizqi yang mulia.


Sebuah cita-cita akan sangat baik bila kita senantiasa memohon petunjuk Allah SWT. dan selanjutnya berikhtiyar dengan amal shalih, insya Allah segala cita-cita kita akan diwujudkan oleh Allah SWT.


“Semoga Bermanfaat”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengaca Kehidupan Semut bagi Kehidupan Manusia

Garis Besar Buku The Best Seller Biografi KH. Arief Hasan

Saiful Amin Ghofur Sang Penulis Buku